Jumat, 19 November 2010

pablik relation.end obrolan publik

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Kepercayaan adalah sebuah aset atau modal dasar yang amat mahal bagi setiap organisasi ,perusahaan, individu maupun kelompok.Rumusan ini sudah tidak bisa ditawar lagi.Sebagus apapun kinerja organisasi maupun perusahaan, seprofesianal apapun dan sekuat apapun modal yang dimiliki oleh organisasi ataupun perusahaan tanpa adanya kepercayaan dari publik maka dapat dipastikan perusahaan tersebut akan mengalami krisis akhirnya gulung tikar. Bagi humas berlaku hukum yang mengatakan bahwa hidup matinya organisasi bergantung kepada kepercayaan publik. Organisasi bisa tetap hidup dengan segala aktifitas yang menunjang kegiatan organisasi, permasalahanya yang terjadi saat ini adalah terjadi krisis komunikasi / humasini merupakan bagian integral dalam kehidupan organisasi ,boleh dikatakan tak satuypun organisasi yang terslepas dari krisis ,banyak sekali organisasi/organisasi yang dilanda krisis ,tetapi ada pula yang dapat keluar dari krisis tersebut ini karena kesiapan dari organisasi itu sendiri meskipun ironinya mengorbankan banyak energi,waktu ,dan biaya.
Pauchat dan Mitroff (1992 :12)krisis didefinisikan sebagai a disruption that physicall afects a system as awhole and theretenes it’s basic assumptions,it’s subjectif + sense of self,it’s existential core..Sedangkan ,Haywood (1984:239) cenderung menyederhanakan pengertiaan krisis sebagai “ keadaan darurat (emergency)yang tentu saja berbahaya bila tidak dihadapi secara serius.Dengan adanya krisis sebenarnya organisasi sebenarnya berada dalam keadaan masalah /sakit berat atau antara hidup dan mati
Seorang Humas /Publik relation officer /kehumasan boleh dikatakan seorang pejuang untuk menyelamatkan anggotanya untuk mewujudkan cita-citanya ,namun perjuangan ini harus dilakukan dengan tehnik (plaining) dan cara kerja yang specifik (organizing) yang tidak mesti sama dengan kolega yang lainya . maka dari krisiss ini lah nantinya akan timbul penaggulangan dan terkait dengan plaining ,organizingsehingga seoranf PR akan terus berjuang demi mencapai cita-cita yang dikehendaki.
B.Tujuan Pembahasana
Dalam Realitasnya untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyerapan suatu bahasan (Publik Relation )diperlukan kajian yang lebih sepesifik yakni sebuah makalah sehingga penyerapan terhadap ilmu itu sendiri akan menjadi lebih sempurna ,sealain itu akan mengetahui lebih jau apakah yang dimaksud dengan Plaining dan organizing dalam konteks kehumasan secara spesifik sehingga apa yang dikerjakan oleh seorang humas atau PR tidakm sia-sia tidak terbuang buang begitu saja,terkait langkah apa yang dilakukan ,kiat apa yang ditempuh suatu humas agar kepercayaan publik dapat diraih akibatnya organisasi menjadi terus hidup dan berkembang.Selain itu adanya tuntutan tugas semester 6 sebagai suplemen bagi mahasiswa untuk mencoba menganalisis dan mencari sumber referensi yang ada yang bertujuan untuk menambah keilmuan.




BAB II
Pembahasan

A.Pembahasan istilah
Planing (perencanaan) adalah sustu perencanaan /merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terwujud dalam perencanaan ,menyusun ,mengatur,memutuskan.Sedangakan secara definisi adalah kegiatan perumusan proses dan pengembangan kebijaksanaan organisasi yang bersifat strategis .Planing dibuat atas dasar pemahaman terhadap karakteristik publik dan media sebagaimana disinggung diatas ,semakin baik pemahaman tentang karakteristik keduanya ,semakin berkualitas faktor input perencanaan yang dibuat.Variabel yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan ialah teknis penyampean pesan /meseg yang berkait dengan format: apakah melalui pres,siaran pres,publisists,atau ilkan.Setiap pilihan teknis tersebut mempunyai kelebihan sekaligus konsekuensi tertentu.
Pengorganisasian (organizing) Ini berkaitan dengan pembagian tugas di antara anggota TKK.Sekalipun fungsinya sangat penting ,hubungan ke media (media relation)hanya merupakan salah satu segmen dari sekian banyak aktifitas kehumasan ,oleh karena itu tiudak perlu semua anggota TKK terlibat dalam urusan itu .Segala tugas yang berhubungan dengan media hanya cukup dilakukan oleh seorang saja.
Media Masa secara luas media masa ini dapat dimaknai koran ,majalah televisi
Namun media masa ini ada faktor ada nilai bagus dan tidaknya ,pertama akses bagi yang pelosok mungkin kesuliatan dalam mengaksesnya ,terpaut oleh waktu karena tidak dapat diakses secara bersamaan dalam tempo pesat.Sedangkan kebaikanya yaitu lebih efisien tidak ,membutuhkan tenaga yang besar ,jangkauan lebih luas ,biaya pun lebih hemat.
Controling (pengontrolan )terutama sekali diarahkan kepada frekuensi ,kuantitas , dan kualitas ekspos media masa :berapa kali diberitakan ,lengkapkah informasi yang disampaikan , dan apakah informasi yang benar untuk mengetahui sudah berapa jauh informasi yang benar dan akurat tersebar melalui pers.Bila terjadi sebuah kesalahan maka pelaksana tugas segera mempersiapakan siaran pres baru atau surat(dimuat untuk rubrik surat pembaca)untuk meluruskan kekeliruaan ini termasuk dari controling,dan prosesnya terakhir.

BAB III
Pembahasan topik

A.Mencari dukungan media masa
Untuk mencegah pemborosan energi dan kata-kata ,penggunaan media pres memerlukan analisis karakteristik media,perencanaan (planing),Pengorganisasian (organizing),dan Pengontrolan (Controling)tidak cukup ini yang dilakukan peranan kehumasan dalam mengait sebuah pers sangat dibutuhkan,tanpa adanya interaksi antara keduanya sangatlah tidak mungklin jika organisasi akan berjalan secara kesinambungan untukitu hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang humas /PR agar menjalin hubungan dengan media masa lainya misalnya,mengadakan konfrensi pers,Siaran pers,Publisitas,dan iklan untuk lebih lanjut kita kaji satu persatu,ini pula masuka dalam planing dan organizing.
Konfrensi pres adalah event memungkinkan wartawan secara bersama-sama menerima informasidari sebuah organisasi.Kehadiran wartawan dalam peristiwa iniatas undangan resmi yang disampaikan oleh Direktur kehumasan .Selain wartawan menerima informasi dari tangan pertama ,wartawan juga bisa melakukan konfirmasi (chek end rechek) dengan melontarkan beberapa pertanyaan kepada sumber utama.
Langkah ini memiliki beberapa keuntungan bagi organisasi Pertama,konfrensi peres lebih mendekatkan hubungan personal antara wartawan dan paraktisi kehumasan ,ini sekaligus ajang silaturahmi ,berbagi rasa dan saling berinteraksi sehingga ada imbal balik anatara praktisi kehumasan dan wartawan yang saling menguntungkan antara kedua fihak.
Kedua,Konfrensi pres mengutamakan komunikasi lisan.Praktisi kehumasan yang kurang mahir menulis siaran pers memperoleh keuntungan dari peristiwa ini karena ia tidak perlu lagi mengerjagakan sesuatu yang dirasakannya sangat sulit.
Ketiga ,konfrensi pers merupakan kombinasi satu arah dengan komunikasi dua arah.Setelah pembicaraan memberikan informasi selengkapnya (menurut pandanga pembicara),diadakan sesen dialog atau tanya jawab.dalam kesempatan ini bagi pembicara memeriksa kembali kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan karena pertanyaan wartawan berfungsi sebagai umpan balik (feedback).
Tetapi semua pasti ada kelebihan dan kelemahannya misalnya konfrensi pers ,bila tidak dikelola dengan baik ,hasinya akan mengecewakan .Unsur coordinasi sangat penting diperhatikan dalam melaksanakan sebuah konfrensi pres ,koordinasi yang buruk akan menghasilakan rencana-rencana kehumasan yang kacau balau.dan akhirnya kedatangan wartawan tidak bermanfaat apa-apa..Hal ini akan berimpas yakni menimbulkan persoalan baru yang berpotensi lebih merusak repotasikarena wartawan melancarkan serangan.Konfrensi pres juga berakhir gagal lantaran kurangnya sensifitas pelaksana membaca kecenderungan publik daklammemberi respon terhadap sesuatu yang dilihat dan didengarnya.
Siaran Pers (press releas) merupakan instrumen kehumasan yang tak kalah populer dibandingkan dengan konfrensi pres .Alasan praktisi kehumasan menggunakan cara ini adalah karena instrumen ini mempunyai kelebihan kelebihan,sebagaimana dijelaskan lebih lanjut berikut ini.
1. Lebih Sederhana .Siaran pres tidak memerlukan persiapan dan pelaksanaan acara yang menyita waktudan biaya.Koordinasi juga lebih ringan,karena tidak banyak orang yang terlibat dalam pembuatanya.Faktor yang terpenting adalah yang perlu diperhatikan hanyalah kelayakan siaran pres menjadi naskah berita yang tidak perlu diedit lagi oleh redaktur.
2. Informasi terfokus dan selektif.Dengan siaran pres pejabat kehumasan sebuah organisasi atau intansi melakukan fokucing terhadap informasi ynag dianggap paling penting diketahui publik .Informasi –informasi lain yang diperkirakan mudah menimbulkan salah persepsi atau menguuburkan persoalan sebenarnya, dapat dieliminasi.Fokucing dilakukan dengan membuat siaran pres yang menerapkan poa piramida terbalik.



Keterangan pesan paling penting berada di teras (lead),sedangkan berita kurang penting berada di Penutup.
3.Sebaran Luas .Siaran pres dapat sampai ke meja redaksi seluruh media masa yang ada,tanpa mengalami distorsi oleh kehadiran wartawan.konfrensi pers sering mengecewakan pelaksanaan karena sedikitnya wartawan yang hadir .Hal itu jelas mengurangi sebaran informasi.Dengan siaran pres,kelemahan tersebut dapat diatasi.
4.Efektivitas waktu.Siaran pres tidak memerlukan waktu yang panjang dibandingkan konferensi pers.Dibandingkan konfrensi pers ,siaran pres dapat disampaikan ke meja redaksi menjelang detik-detiktengah waktu .Berbeda halnya dengan konfrensi pres hrus mempertimbangkan waktu yang tepat agar informasi yang diberikan dapat ditulis media.

Kelemahan utama sebuah pres adalah kurang menimbulkan minatpres menempatkan siaran pres pada lokasi berita-berita penting ,kelemahan lain ,banyak siaran pres yang akhirnya masuk tong sampah redaksi dengan alasan tidak memenuhi standar pemberitaan surat kabar (misalnya tidak memenuhi unsur 5W + 1H(who,what,when,where,why dan how)sekalipun dikemas dalam bentuk yang mewah.
Pulisitas , Publisitas adalah penyebaran secra luas informasi berbasis aksi.Berbeda dengan konfrensi dan siaran pres ,publisitas terkesan sebagai pemberitaan yang tidak direkayasa oleh sebuah organisasi dan hanya merupakan dampak dari sebuah kegiatan.Padahal ,sebenarnya kegiatan itu ,selain memang untuk memecahkan sebuah masalah ,juga dirancang untuk memperoleh perhatian pres dan diberitakan. Sebagaimana kita ketahui bahwa aksi merupakan unsur strategis dalam kehumasan /PR .Sebuah aksi jika dilaksanakan dalm konteks penanggulangan krosis,mempunyai dua sisi yang tidak dapat dipisahkan lagi .Sisi pertama ,penyelesaiaan masalah dan sisi kedua pembangunan citra,Jadi dengan melakukan aksi sebuah organisasi /humas/PR berupanya mencapai dua tujuan sekaligus.
Iklan.Iklan lazim digunakan pada masa kritis ,tekanan untuk menggunakan iklan makin terasa pada saat krisis yang melanda sebuah organisasi tidak menarik perhatian pres.Padahal,organisasi itu sangat mengharapkan pemberitahuaan positif guna memulihkan citranya yang merosot..Upanya menarik perhatian pres melalui aksi-aksi sosial tidak dapt dilaksanakan karena berbagai masalah.akibatnya ,mau tidak mau organisasi itu harus mengunakan iklan.Tentu saaj dengan konsekwensi pengeluaran uang yang cukup banyak jumlahnya.
Pengunaan iklan untuk mengatasi krisis sanagat menonjol pada februari 1999,ketika pemerintah indonesia berencana malikuidasi sekian banyak bank swasta yang tidak dapat mengikuti program rekapitalisasi.
Saluran benalu (grapevin) .Saluran komunikasi ( cominication chanel)yang perlu diperhatikan secara seksama dalam kehumasan krisis tidak hanya saluran formal berupa komunike tertulisbrosur,surat kabar,siaran pres dan sebagainya..Saluaran informasi yang bisa disebut sebagai “Saluran Benalu (grapavine )sangat berperan ,baik dalam memperparah krisis maupun sebalikanya .Sebab saluran itu dapat dilewati oleh berbagi gosip dan rumor baik yang positif maupun negatif (Davis,1986).
Bagi manajemen,keberadaan m,saluran benalu ini menimbulkan kontroversi .Di satu fihak ,ia dipandang sebagai kekuatan positif yangg menjadi katup pengaman dan medium katarsis bagi kariawan yang tidak puas .Jadi sepanjang saluran ini masih masih ada ,ketidak puasan individual tidak terakumulasi dalam dirinya sendiri.Dengan saluran ini pula mereka ,dapat saling meredamkan emosi.
Kelemahan saluran ini bagi managemen adalah akibat dari pesan yang mengalir melalui saluran ini adalah gosip ,rumor,atau desas –desus yang merabat dari bawah sehingga saluran ini sulit di pantau.
BAB IV
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dari analisis pembahasan diatas dapat tersimpul bahwa kepercayaan adalah sebuah aset atau modal dasar yang amat mahal bagi setiap organisasi ,perusahaan, individu maupun kelompok.Rumusan ini sudah tidak bisa ditawar lagi.Sebagus apapun kinerja organisasi maupun perusahaan, seprofesianal apapun dan sekuat apapun modal yang dimiliki oleh organisasi ataupun perusahaan tanpa adanya kepercayaan dari publik maka dapat dipastikan perusahaan tersebut akan mengalami krisis akhirnya gulung tikar. Bagi humas berlaku hukum yang mengatakan bahwa hidup matinya organisasi bergantung kepada kepercayaan publik.
Dalam sebuah Publik relation kehumasan /organisasi memang diperlukan sekalistategi terkait dengan perencanaan (plaining), organizing (Penggerakan),dan penontrolah jika ini ditata dengan baik maka rodaorganisasi akan terus berjalan berkesinambungan tapi sebaliknya jika ini tidak berjalan organisasi akan macetkarena managemant amburadul.
Selain itu untuk memperluas gerak suatu organisasi seorang PR / Humas harus mencoba mengadakan interaksi dengan media masa/pres yang adasehingga kerja huymas jadi lebih efektif dan tepat sasaran selain itu ada semacam hubungan imbal balik yang saling menguntungkan antara kedauanya,baik berupa informasi ,maun sebuah pengetahuan dan trik.
B.PENUTUP
Taklupa kami sampaikan terimakasih atas berbagai fihak khususnya dosen pengampu yang senantiasa memberikan motifasi sehingga tugas ini dapat selesai walaupun masih ada beberapa yang perlu disempurnakan ,untuk itu saran dan kritik yang kontruktif demi kesempurnaan tugas ini selalu kami harapkan ,tak ada gading yang retak sama seperti manusia yang banyak kekurangan yang perlu adanya pembenahan agar dapat meminimalisir kekurangan tersebut.

C. DAFTAR PUSTAKA
1. Chatra, Emeraldy. PublikRelatoin.Stategi kehumasan dalam menghadapi krisis. Maximalis. Bandung.2008.
2. Nasrullah,Rulli. Publik Relatoin.Stategi kehumasan dalam menghadapi krisis . Maximalis. Bandung.2008.
3. Kasali, Rhenald, (1994), Manajemen Public Relations, Grafiti Press: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar